Sekarang
usiaku menginjak 19 tahun, menjadi seorang mahasisiwi pendiam di salah satu
Universitas Negeri di daerah Jakarta. Jakarta menjadi tujuan belajarku
selanjutnya karena aku ingin jauh dari masa laluku.
“Aulia” suara itu mengagetkanku
“Ada apa Sis?”
“Nggak ada apa-apa sih, Lo sibuk
nggak?” tanya Siska
“Nggak”
“Anterin gue ke mall bisa? Gue
harus beli buku”
“Sekarang?”
“Taun depan, ya sekarang lah
nona” Siska mulai geregetan
“Ya udah, aku juga mau beli novel
kok”
Akhirnya
Aulia pergi mengantarkan Siska ke toko buku, kebetulan dia tidak sedang sibuk.
“Gue ke kamar kecil dulu, lo masuk duluan aja”
ucap Siska sambil meninggalkan Aulia sesaat setelah Aulia memarkir mobil
Aulia
masuk sendirian.Ia pun langsung menuju toko buku dan celingukan mencari buku. Ia
menemukan buku yang menarik, sebuah novel. Ia pun asyik membaca sinopsis novel
tersebut sambil bersender di rak buku.
Selesai
membaca, Aulia merasa matanya perih, ia pun melepas kacamatanya dan mengusap
matanya. Tiba-tiba ‘bugh’, seorang lelaki menabrak Aulia dari belakang.
“Aduh maaf” terdengar suara
lelaki tersebut meminta maaf tetapi langsung pergi
Aulia memandangi
lelaki tersebut sambil mengambil buku dan kacamatanya yang terjatuh, “Yah”
gerutu Aulia saat mengetahui bahwa kacamatanya sudah retak.
“Ada apa Al?” ternyata Siska sudah
berada di samping Aulia
Aulia
hanya menunjukkan kacamatanya yang retak kepada Siska.
“Lo sembrono sih”
“Tadi ada yang nabrak”
“Siapa?”
“Tuh” Aulia menunjuk lelaki yang
tadi menabraknya
Seakan
tidak terima, Siska pun menghampiri lelaki tersebut
“Eh mas, tadi nabrak temen gue
ya?” ucap Siska kepada lelaki tersebut sambil tersenyum tapi nadanya marah
“Gue udah minta maaf kok”
“Iya kalo temen gue nggak
apa-apa, tapi kacamatanya jatuh dan sekarang retak” Siska mulai emosi
Lelaki
itu memandang Aulia dan langsung menghampirinya, “Kok nggak bilang kalo
retak?”. Lelaki itu lalu melihat kacamata Aulia. “Ya udah, yuk” ucap lelaki itu
sambil menggandeng tangan Aulia. Aulia pun bingung dan langsung melepas tangan
lelaki itu.
“Kemana?” tanya Aulia bingung
“Ya ganti kacamata kamu lah”
"..." Aulia
hanya diam.
“Oh iya, Ilham” lelaki itu
memperkenalkan diri
“Ayuk” lanjut lelaki yang bernama
Ilham itu
“Harus sekarang ya?” tanya Aulia
“Ya, kalau kamu mau ganti rugi ya
sekarang”
“Trus temen aku?” tanya Aulia lagi
sambil menunjuk Siska
“Gue bisa pulang sendiri nona
Aulia, yang penting lo cepet dapet kacamata baru” jawab Siska seakan mengerti
maksud pandangan mata Ilham yang tertuju kepadanya
***
“Kok ke parkiran?” Aulia bingung
karena Ilham malah mengajaknya ke parkiran
“Disini kacamatanya nggak ada
yang bagus, kita ke optik temen aku aja, nggak jauh kok dari sini”
Merekapun
langsung pergi ke optik yang Ilham maksud.
***
Kedatangan mereka langsung
disambut oleh teman Ilham, “Weiss,pacar baru nih?”
“Apaan sih” Ilham mengelak
“Oh ya, kenalin ini Andi” Ilham
memperkenalkan temannya itu ke Aulia
“Aulia”
Ilham
langsung menjelaskan apa yang terjadi dan menyuruh Andi untuk memeriksa mata
Aulia. Setelah selesai merekapun pergi.
***
“Jadi nama kamu Aulia?” tanya
Ilham saat perjalanan pulang di dalam mobil
Ilham
baru tahu kalau wanita yang berada disampingnya itu bernama Aulia saat tadi memperkenalkan diri ke Andi.
“Iya”
“Jadi kacamatanya mau kamu ambil
sendiri atau aku yang ambil?” tanya Ilham
“Terserah” jawab Aulia pendek
“Ya udah, aku aja yang ambil,
ntar aku anter ke rumah kamu”
“Aku kost disini” terang Aulia
“Ya udah, aku anter ke kost kamu
aja, sekalian main”
Aulia
bingung, kenapa Ilham langsung care kepadanya
“Jangan, nggak enak sama
temen-temen” cegah Aulia
“Kalo gitu berapa nomor handphone
kamu? Buat hubungin kalo kacamatanya udah jadi”
Mereka
pun terus mengobrol. Karena Aulia pemalu, maka ia hanya menjawab pertanyaan
dari Ilham dan hanya sedikit bertanya bila perlu.
“Eh, ngomong-ngomong kost kamu
daerah mana?” pertanyaan Ilham sontak mengingatkan Aulia pada sesuatu
“Ya Ampun, anterin aku ke mall
yang tadi aja”
“Kok balik lagi kesana?” Ilham
bingung
“Mobilku masih di sana”
*gubrak
***
“Makasih ya?” ucap Aulia saat
akan turun dari mobil
“Nggak aku anter sampai tempat
parkir?”
“Nggak usah, makasih, kan kamu
juga lagi buru-buru” Aulia kemudian turun
“Al?” panggil Ilham dari dalam
mobil
“Iya?”
“Kamu masih bisa nyetir tanpa
kacamata kan?” tanya Ilham polos
“Mungkin” Aulia pun masuk ke
dalam
***
2 hari kemudian
Aulia
akan berangkat ke kampus, namun tiba-tiba handphonenya berbunyi
“Kacamata kamu sudah jadi” suara
lelaki di ujung telepon
“Iya nanti aku sms” Aulia
langsung menutup teleponnya karena buru-buru pergi ke kampus
***
Kuliah
Aulia sudah selesai. Ia pun lalu pergi ke mall buat nganterin Siska beli baju.
“Makan yuk?” ajak Aulia
disela-sela Siska sibuk memilih baju
“Haduh nona, ini tu lagi diskon
gede-gedean, bayangin diskonnya up to 70%, kalo nggak cepet-cepet keburu
diambil orang, bla... bla... bla...” terang Siska panjang lebar
Tak
tahan dengan suasana yang penuh sesak, Aulia pun pergi ke food court sendirian
meninggalkan Siska yang asyik berkutat dengan pakaian diskonnya.
Disela-sela
Aulia makan, ia teringat akan Ilham,dia pun langsungmengirim pesan kepadanya.
Aku
lagi di mall tempat kita pertama ketemu,
@food court
Setengah
jam kemudian Ilham datang, dia pun langsung duduk di depan Aulia sambil
memberikan kacamata Aulia, “Nih”
“Makasih” Aulia langsung
memakainya
“Buat kamu” Ilham kemudian memberikan
sesuatu kepada Aulia
Aulia
langsung membuka kotak yang Ilham beri,
ternyata isinya sebuah novel.
“Waktu aku nabrak kamu di toko
buku, aku liat buku yang kamu pegang. Esoknya aku kembali dan beli buku itu”
terang Ilham
“Buat aku? Kan aku nggak minta”
tanya Aulia
“Kata Siska, kamu mau beli novel
itu?”
“Kamu kenal Siska?”
“Siska nggak cerita?” Ilham malah
balik tanya
Mereka
pun asyik ngobrol, ternyata Siska yang mengatur pertemuan Aulia dengan Ilham di
toko buku 2 hari yang lalu. Siska adalah teman Ilham sejak SMP, mengetahui
Ilham sedang sendiri begitupun dengan Aulia, maka ia berinisiatif mengenalkan
Ilham kepada Aulia.
“Sebenarnya, waktu aku nabrak
kamu itu, aku sedang nyari Siska. Mau tanya yang mana yang mau ia kenalin ke
aku. Eh ternyata aku udah ketemu duluan” terang Ilham kemudian
“Tapi kok dari cara Siska ngomong
ke kamu seolah dia nggak pernah ketemu kamu ya?”
“Itu mah cuman akal-akalannya
Siska doang”
Merekapun
tertawa, nggak nyangka ternyata Siska dalang dari semua ini.
***
5 hari setelah pertemuan di food court
“Kenapa ya saat aku lagi sama kamu
rasanya beda” ucap Ilham saat di cafe
“Beda apanya?”
“Nggak tau”
Seakan
Aulia mengerti apa yang akan dikatakan Ilham, “Aku seneng kita bisa deket kayak
gini, bisa keluar bareng, bisa diskusi soal kuliah, kamu asyik buat curhat”
ucap Aulia. Ilham pun tersenyum.
“Gimana kalo mulai sekarang kita
sahabatan?” ajakan Aulia membuat senyum Ilham menjadi pudar
“Maksud kamu?” Ilham tidak
mengerti
“Ya sahabatan, selama ini sahabat
aku cuma Siska, tapi sekarang dia udah punya cowok, lupa deh sama aku” Aulia
mencoba mencari alasan
“Mau kan?” tanya Aulia kemudian
karena Ilham hanya diam
Ilham
bingung bukan main dengan apa yang barusan ia dengar.
“Ok, kalau itu mau kamu, mulai
sekarang kita sahabat” ucap Ilham dengan senyum yang sedikit dipaksakan.
***
Flashback 2 tahun lalu @ SMA 76
Surabaya
“Maaf” ucap Dion sambil
meninggalkan Aulia di depan sekolah
Saat
itu Aulia masih kelas 3 SMA, dia menjalin hubungan dengan Dion sejak kelas 3
SMP, saat itu tepat 3 tahun mereka
pacaran.
Seperti
biasa saat anniversary hubungan mereka, Aulia selalu menunggu Dion menjemputnya
di depan sekolah buat pergi ke danau tempat mereka jadian, pasalnya mereka
sekolah di tempat yang berbeda. Namun, Aulia tak menyangka bahwa hari itu
adalah hari terakhir hubungan mereka.
Saat
Dion datang, ternyata ia membonceng seorang wanita yangmengenakan baju seragam
sama seperti Dion. Aulia pun menghampiri pacarnya.
“Dia siapa?” tanya Aulia
“Maaf ya? Kayaknya hubungan kita
sampai disini saja” jawab Dion lalu meninggalkan Aulia.
Aulia
pun hanya mampu terdiam sambil meneteskan airmata.
***
Malamnya epulang dari cafe
AULIA’S POV
“Makasih udah buat hari-hariku
indah, tapi maaf aku belum bisa membuka hati buat kamu. Lebih baik kita
sahabatan”
Aulia pun terlelap dalam
tidurnya.
***
ILHAM’S POV
“Sebenernya aku tahu maksud sikap kamu tadi, aku sudah tau semua tentang masa lalumu, dan aku bisa menerimanya. Tapi kalo itu memang
mau kamu, aku bakal jadi sahabat yang baik buat kamu, sampai kamu siap menerima
aku dan membuang masa lalumu”
Ilham lalu memejamkan matanya untuk istirahat.
By : Liza Zimmy
0 Response to "Maaf Atas Masa laluku"
Posting Komentar