Kenapa Harus Dengan Kamu?

               Bel sekolah sudah berbunyi  30 menit yang lalu, namun Lia baru tiba di sekolah.


“Mampus gue” gerutu Lia saat memasuki gerbang sekolah yang sudah terlihat sepi

“Hey kamu, cepat” terdengar suara satpam yang menyuruh Lia untuk mempercepat langkahnya

                Lia pun mempercepat langkahnya. Dari kejauhan ia dapat melihat dengan jelas wajah sederet guru Tatib yang siap memberi hukuman kepadanya.

“Dari mana saja kamu?”

“Dari rumah bu, ngomong-ngomong cuman saya ya yang terlambat hari ini?” tanya Lia polos saat mengetahui tak ada siswa lain selain dirinya yang baru tiba

“Semua siswa yang terlambat sudah selesai menjalani hukuman dan sekarang sudah masuk ke kelas masing-masing” terang Bu Ana

                Lia hanya diam, sang guru Tatib pun bingung harus memberi hukuman apa untuk Lia mengingat jam pelajaran ketiga sudah hampir dimulai. Di tengah kediaman Lia menunggu keputusan dari guru Tatib, ia melihat sesosok lelaki yang tengah berlari. Ternyata lelaki tersebut juga terlambat.

“Saya terlambat ya pak?” tanya lelaki itu polos sambil mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah

“Sudah terlambat, masih bertanya hal konyol seperti itu?” jawab Pak Agung yang terkenal killer sebagai guru Tatib

                Lelaki itu mendapat ocehan panjang dari Pak Agung. Lia hanya diam dan memandangi lelaki itu. Dan ternyata mata mereka sempat bertemu, namun lelaki itu langsung memalingkan pandangannya kembali ke Pak Agung yang tengah menasehatinya.

“Wajahnya tak asing” batin Lia

“Ya sudah, kalian berdua segera menuju ruang BK untuk mengisi daftar terlambat, kalian berdua tidak kami hukum tapi kalian akan mendapat bimbingan dari guru BK karena kalian sudah terlalu sering terlambat” terang Bu Ana dan mereka pun langsung menuju ruang BK

***

“Lia, apa yang terjadi denganmu nak?” Bu Mila selaku guru BK mengelus rambut Lia pelan

                Bu Mila amat khawatir dengan muridnya yang satu ini, pasalnya Lia adalah salah satu siswi kelas 3 yang berprestasi, namun akhir-akhir ini Lia bertingkah tak seperti biasanya. 2 minggu terakhir ia sering terlambat dan sering tertidur di dalam kelas saat pelajaran berlangsung.

“Maaf bu, saya tidur terlalu malam”

                Hanya kata itu yang keluar dari mulut mungil Lia, bu Mila terus menasehati Lia, namun Lia nampak  terlihat tak mendengarkan omongan bu Mila, matanya tengah sibuk memandangi lelaki yang datang terlambat bersamanya tadi. Lelaki itu juga tengah dinasehati oleh guru BK, pak Bayu. Dan sekali lagi mata mereka berdua bertemu, namun kali ini lelaki itu tak mengalihkan pandangannya dari Lia, malah lelaki itu terus memandangi Lia. Lia pun menjadi salah tingkah dan kembali mendengarkan ucapan Bu Mila.

"Riski, kamu tidak mendengar omongan bapak ya?" suara pak Bayu sonyak mengagetkan Riski yang sedang memandangi Lia.

"Riski?" batin Lia sambil mengingat sesuatu

***

"Kamu kenapa sih Lia?" tanya pak Yusuf selaku wali kelas Lia saat istirahat

Lia bingung harus menjawab apa, "Saya nggak kenapa-kenapa pak"

"Kenapa kamu menjadi sering terlambat?"

                Lia tak mendengar pertanyaan dari pak Yusuf, seolah ia tengah terhipnotis dengan kedatangan Riski di ruang guru tersebut. Rupanya Riski menemui bu Ana yang mejanya tepat berada di sebelah meja pak Yusuf. Lia benar-benar penasaran dengan Riski, siapa dia sebenarnya?

                Ternyata urusan Lia dengan pak Yusuf dan urusan Riski dengan bu Ana selesai bersamaan, mereka keluar ruang guru bersamaan.

"Lia?" panggil Riski tiba-tiba

"Ya" sontak Lia menoleh ke arah Riski

                Tanpa ada ucapan lagi, Riski langsung pergi, kembali ke kelasnya. Lia bingung dengan sikap Riski yang tiba-tiba memanggilnya lalu kemudian pergi begitu saja.

***

                Karena Lia penasaran, dia terus mengikuti kemanapun Riski pergi. Saat istirahat adalah saat yang paling tepat bagi Lia untuk memata-matai Riski. 3 hari Lia mengamati Riski, namun tak ada hasil. Lia hanya mengetahui kalau Riski adalah siswa kelas 1.

                Rasa penasaran yang melanda Lia semakin menjadi. Saking penasarannya, Lia pun pergi ke ruang TU untuk meminta data seluruh siswa kelas 1 SMA Nusa Indah. Dengan mudah Lia mendapatkan data tersebut, karena kepala TU adalah saudara Lia sendiri.

                Sesampainya di rumah, Lia langsung mengecek semua data yang ia dapatkan dari TU. Setelah mengecek sekitar 20 menit, akhirnya ia menemukan data Riski.

"Apa?" teriak Lia

***

"Siapa kamu?" tanya Lia saat ia menemui Riski di kelasnya

                Sontak semua adik kelas yang ada di kelas tersebut menoleh ke arah Lia. Mereka bingung kenapa tiba-tiba ada kakak kelas yang masuk ke kelas mereka dan langsung memaki Riski.

                Riski bingung dengan kedatangan Lia yang tiba-tiba, dia hanya diam dan sedetik kemudian meraih tangan Lia dan mengajaknya keluar kelas.

***

"Kenapa kamu bawa aku kesini?" tanya Lia saat mereka tiba di halaman belakang sekolah yang sepi

"Marahlah disini, jangan di depan teman-temanku"

"Maksud kamu?"

"Aku tahu, kamu sudah mengetahui semuanya, dan aku sudah mengira kau akan marah"

"Aku tidak marah" Lia terlihat gugup

"Lantas?"

"Aku hanya belum siap" Lia menundukkan kepalanya

"Hey, hal itu tidak terjadi sekarang, mungkin 5-8 tahun lagi" 

                Lia sontak terdiam mendengar ucapan Riski. Melihat Lia yang terdiam, Riski mendekati Lia. Dengan jelas Riski dapat melihat wajah Lia yang tampak lesu.

“Kak Lia?” ucap Riski beberapa saat setelah ia duduk tepat di depan Lia

                Lia hanya menoleh sesaat, bingung karena Riski memanggilnya dengan sebutan ‘kak’, namun Lia tak menanggapi hal tersebut, dia kemudian kembali menundukkan kepalanya. Di tengah kediaman, Lia mulai meneteskan air mata.

“Apa mungkin? Kamu lebih muda 2 tahun dariku” suara Lia terdengar lirih
 
                Riski sontak langsung memeluk Lia, Lia ingin menolak tapi pelukan itu terlalu cepat dan sangat erat sehingga ia tak mampu menghindar. “Aku tahu, aku tahu itu semua, awalnya aku juga tak bisa menerima semua ini” suara Riski lembut sambil tetap memeluk Lia.

                Sontak Lia langsung melepas pelukan Riski, “Kenapa kamu tiba-tiba memelukku? Kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu? Kenapa tak kau batalkan saja kalau kamu tak bisa menerima semua ini?“ Lia tampak sedikit emosi.

“Kalau aku bisa, pasti sudah aku batalkan”

                Lia nampak kembali terlihat lesu.

“Sudahlah”

“Kenapa kau terlihat begitu pasrah?” suara Lia terdengar meninggi

“Bel masuk sudah berbunyi, aku harus kembali” Riski pun meninggalkan Lia sendiri di halaman belakang sekolah

Lelaki aneh” umpat Lia dalam hati

***

Sepulang sekolah Lia langsung menuju rumah sakit. Tak lupa ia membeli semangkuk bubur di depan rumah sakit.

“Iya masuk” ucap Lia sesaat setelah terdengar suara ketukan pintu

                Pintu pun perlahan terbuka, Lia tak begitu memperdulikan siapa yang datang, dia berpikir yang datang adalah suster yang akan memeriksa kondisi mamanya karena sudah waktunya pemeriksaan rutin,  jadi Lia tetap sibuk menyuapi mamanya bubur.

“Siang tante” terdengar suara lelaki di pintu

                Lia tetap tidak memperhatikan lelaki itu, dia masih saja sibuk menyuapi mamanya. Namun sang mama langsung memberi kode kepada putrinya agar menghentikan suapan yang akan diberikan padanya.
“Eh nak Riski, masuk nak”

                Riski?” Lia sontak membalikkan badannya dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui yang datang adalah Riski.

                Dengan sopan Riski mencium tangan mama Lia, di saat Riski tengah asyik berbincang dengan mama Lia, Lia hanya diam tak percaya.

Ini Riski? Yang tadi di sekolah?” Lia tak percaya, lelaki yang sekarang menjenguk ibunya berpenampilan berbeda dengan yang terlihat di sekolah.

                Riski berpenampilan sangat berbeda, walau hanya mengenakan kaos dan celana panjang, tapi Riski sangat mempesona. Sedetik kemudian Lia menggelengkan kepalanya agar semua kekagumannya sirna.

“Ngapain kamu kesini?”

“Lia, kenapa kamu bertanya seperti orang yang sangat marah?” mama Lia yang menjawab

“Ya jenguk mama kamu lah” jawab Riski enteng dan kembali berbincang dengan sang mama

Ih, dasar cowok aneh” Lia terlihat sangat kesal

                Beberapa menit kemudian karena Lia merasa tidak diperhatikan oleh mama juga Riski ia pergi meninggalkan mereka berdua menuju balkon.

                Mama Lia seakan mengerti apa yang harus dilakukan, beliau menyuruh Riski agar menyusul Lia. Dengan senyum yang sangat manis Riski pergi menemui Lia.

“Kenapa pergi?” pertanyaan Riski membuyarkan lamunan Lia

“...” Lia hanya menoleh dan kembali dengan lamunannya

                Riski kemudian duduk di samping Lia, entah mengapa Lia merasa tenang saat Riski duduk di sampingnya.

“Gimana kamu sama Tio?” tanya Riski

“Tio? Darimana kamu tahu tentang Tio?”

“Apa sih yang aku nggak tahu dari kamu?”

                Lia benar-benar tidak mengerti makhluk apa yang sekarang berada di sampingnya ini.

“Kita baik-baik saja sebelum kamu datang” jawab Lia ketus

“Putuslah”

                Putus?“ Lia sangat kaget mendengar apa yang baru saja Riski ucap.

“Hey, siapa kau? Berani-beraninya mengatur hidupku”

“Calon suamimu” jawab Riski enteng dan kemudian pergi kembali menemui mama Lia

Whaaaattttt? Lia benar-benar tidak percaya Riski mengucapkan hal itu

***

To be continued  >’.’<

0 Response to "Kenapa Harus Dengan Kamu?"

Posting Komentar