Sahabat Selamanya

“Kalah lagi ya?” ejek Dimas

“Ih, orang abis maen juga, bukannya dikasih minum malah diledekin” jawab Olie sambil nimpuk kepala Dimas dengan botol minuman

“Abis kamu kalah mulu sih lawan Ines”

“Bodo, yang penting kali ini pointnya beda tipis, weeek :p”

“Tetep kalah juga kan?” tanya Dimas sambil nyodorin mukanya tepat dihadapan Olie

“Iya juga sih” jawab Olie sambil cengar-cengir, “Makan yuk, laper” ajak Olie kemudian

“Bayarin ya?”

“Ogah” jawab Olie sambil keluar Gedung

    Pertemanan Olie dan Dimas dimulai sejak mereka mengikuti ekstra bulutangkis di sekolah, awalnya mereka tak saling kenal, namun karena mengikuti ekstra yang sama, dan menjadi teman sekelas sejak kelas 2, mereka sekarang menjadi sahabat.


“Woi, tunggu, tas lo” teriak Dimas


“Bawain” teriak Olie tak kalah keras

***


@Kantin

“Pijitin donk” pinta Olie

“Udah tadi suruh bawain tas, sekarang minta pijit” protes Dimas

“Iya-iya maaf, becanda doank” ucap Olie sambil melahap makanannya

    Dimas memandangi Olie dengan penuh rasa kasihan. Olie dan Dimas adalah pasangan ganda campuran kebanggaan sekolah mereka, banyak prestasi yang telah mereka raih, mulai tingkat SMA sampai tingkat Kota. Namun, keinginan Olie untuk bermain di sektor tunggal putri tetap kuat, namun tak pernah menuai hasil, untuk latihan melawan Ines saja ia selalu kalah, pasalnya Olie tak memiliki fisik yang kuat karena penyakitnya.

“Ngapain liatin gue kayak gitu?” tanya Olie setelah tersadar Dimas ngliatin dia

“Heran aja, kenapa sih ambisi kamu buat main ditunggal putri masih aja kekeh, kan kondisi kamu kayak gini?”

“Males bahas itu” jawab Olie sinis

    Olie paling tidak senang jika Dimas membahas kondisinya. Pasalnya hanya Dimaslah yang mengetahui penyakitnya.  Dia tidak ingin merepotkan teman-temannya yang lain bila mereka mengetahuinya.

“Yah, abis” ucap Olie sambil  melihat botol obatnya yang ternyata sudah kosong

    Olie menatap Dimas kemudian, seakan mengerti apa maksudnya, Dimas langsung mengangguk.

***

@Apotek

“Tunggu bentar ya?” ucap Olie sambil masuk ke dalam apotek dan meninggalkan Dimas di dalam mobil

“Ya”

    Olie adalah cewek yang cuek akan segala hal, mulai dari penampilan sampai kesehatan. Anemia yang ia derita tidak pernah ia anggap serius, sampai akhirnya Dimas mengetahui ada yang aneh pada diri Olie dan mengajaknya pergi ke dokter. Meskipun kondisi Olie tidak begitu parah, Dimas melarang Olie berangkat sekolah sendiri dan memutuskan mengantar jemput Olie setiap hari. Awalnya Olie menolak, namun karena Dimas terus memaksa akhirnya ia menurut saja.

“Dimas?” panggilan Olie membuyarkan lamunan Dimas

“Apa?”

“Pinjem duit donk, lupa nggak bawa uang lebih”

“Nih” Dimas memberikan uangnya

“Makasih jelek” ucap Olie tanpa dosa dan kembali ke apotek

***

“Udah siap?” tanya Dimas disela-sela Olie melakukan pemanasan

Olie hanya tersenyum

“Nih” ucap Dimas sambil menyodorkan obat Olie

“Belum minum obat kan?” lanjut Dimas

“Males”

“Lo mau pas nanti kita tanding tiba-tiba lo pingsan? Trus gue main sendiri gitu?”

    Pertanyaan polos Dimas disambut tawa kecil dari wajah Olie. Dengan segera ia meminum obatnya. Dimas senang karena sahabatnya mau menurut.

“Udah yuk” Olie mengajak Dimas memasuki lapangan

    Pertandingan antar SMA se Jakarta yang dilaksanakan di Gedung Olahraga Merpati tak pernah mereka lewatkan. Sang pelatih pun masih mempercayakan peluang emas ini kepada Olie dan Dimas. Pasangan ganda campuran, ganda putra dan tunggal putri sekolah mereka berhasil memasuki babak final. Dimas yang bermain diganda campuran juga merangkap disektor ganda putra bersama Rangga.

    Setelah berjuang habis-habisan, akhirnya kemenangan diganda campuran mereka dapat. Pertandingan dilanjutkan dengan tunggal putra dan kemudian ganda putra. Dimas masih terlihat kelelahan karena baru bermain, namun dengan sedikit usaha dan mendapat support dari teman-teman, akhirnya Dimas dan Rangga berhasil menuai kemenangan meski dengan selisih angka yang sedikit.

    Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan ganda putri dan tunggal putri. Karena Ines tadi pagi mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit, maka Olie yang  menggantikan posisi Ines disektor tunggal putri.

“Kamu pasti bisa” Support Dimas saat Olie akan memasuki lapangan

    Dengan sedikit gugup Olie memasuki lapangan. Pasalnya lawan Olie kali ini lebih hebat dibandingkan dengan Ines. Olie pun merasa dirinya akan kalah telak mengingat saat latihan saja ia tak pernah menang malawan Ines.

“Gue kalah” ucap Olie kepada Dimas saat istirahat

“Hei, ini masih babak pertama. Babak kedua pasti bisa. Semangat Olie” support Dimas membuat Olie lebih percaya diri

    Olie kembali memasuki lapangan untuk babak yang kedua. Pada babak pertama Olie kalah 17-21. Olie semakin percaya diri karena selisih angka yang tidak begitu jauh juga karena mendapat support dari teman-temannya yang duduk dibangku penonton. Olie sempat tertinggal pada awal babak kedua namun mengingat support dari semua teman juga sahabatnya Dimas, ia berfikir tak ingin mengecewakan mereka  semua. Akhirnya babak keduapun dimenangkan Olie meski dengan selisih yang tipis yakni 21-19.

“Gue udah nggak kuat” ucap Olie sambil meminum air yang Dimas berikan

“Sedikit lagi Ol, gue dan pelatih yakin lo pasti bisa, toh kamu juga udah minum obat kan tadi”

    Olie hanya mampu menatap wajah Dimas dan pelatihnya itu, lalu Olie tersenyum tipis.

“Gitu dong semangat” ucap sang pelatih

“Udah buruan balik, udah mau mulai tuh. Lo pasti bisa Ol” support Dimas

    Olie memimpin diawal babak ketiga. Wajah Olie terlihat pucat, nafas Olie juga mulai tak beraturan. Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan Olie. Sampai Olie tertinggal 16-19. Olie merasa sudah tidak kuat lagi, ia memandangi pelatih juga sahabatnya. Olie mencoba tenang dan mulai mengatur nafas. Olie pun berhasil memimpin 20-19. Satu angka lagi untuk menjadi pemenang. Olie berusaha tetap tenang dan melakukan servis panjang. Lawan Olie tidak merespon servis Olie karena ia menganggap bola keluar, namun lines man juga wasit memutuskan bahwa bola masuk. Serentak para pendukung Olie berteriak senang. Pelatih dan Dimas langsung berlari menuju lapangan untuk memeluk Olie yang berhasil mengalahkan lawan terberatnya.

    Olie tidak menyangka akan memenangkan pertandingan, ia terharu dan memeluk sahabatnya Dimas. Namun disaat mereka berpelukan, Dimas merasa tubuh Olie semakin berat. Olie pun pingsan.

“Olie, bangun” Ucap Dimas sambil menggoyang-goyangkan tubuh Olie yang terkapar di tengah lapangan.

    Dimas langsung menggendong Olie dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

***
“Ol” bisik Dimas

    Olie pun bangun, semua teman dekat juga sang pelatih ada disana. Mereka merasa lega karena Olie sudah tersadar.

“Kok gue ada disini?” tanya Olie lemas

“Lo tadi pingsan karena kecapekan” terang Dimas

    Olie terlihat masih lemas, jarum infus pun masih tertancap di tangan kanannya. Ia tak boleh banyak bergerak. Ia harus dirawat di rumah sakit.

“Kita pulang dulu ya?” ucap teman-teman Olie

“Iya, makasih ya udah nganter gue” Olie tersenyum

    Semua teman juga pelatih sudah pulang, tinggal Dimas yang ada.

“Lo nggak ikut pulang?” tanya Olie

“Kalo gue pulang, siapa yang ngerawat lo?”

“Tadi gue telefon orangtua lo, tapi mereka lagi keluar kota, mereka nyuruh gue buat ngerawat lo sampai sembuh” lanjut Dimas

“Makasih ya jelek” ucap Olie sedikit tertawa

***

    2 hari Olie dirawat di rumah sakit, selama 2 hari itu pula lah Dimas setia merawat sahabatnya itu. Di rumah Olie pun, Dimas tetap merawat Olie, pasalnya tidak ada siapa-siapa. Orangtua Olie masih minggu depan baru pulang, kakak Olie juga nggak ada di rumah karena kuliah di luar negeri.

“Makasih banyak ya Dim?” ucap Olie ketika sampai di rumah

“Makasih buat apa?”

“Lo udah ngerawat gue selama sakit”

“Nggak masalah sih, jadi....” Dimas berfikir

“Upah ngerawat 2 hari di rumah sakit = 750.000, ditambah harus ngerawat lo di rumah sampai sembuh = 950.000, ongkos lain-lain = 500.000, jadi totalnya 2.200.000” ucap Dimas enteng

“Dasar matre” Olie melempar Dimas dengan boneka doraemonnya.

***

Persahabatan Olie dan Dimas semakin erat. Sampai suatu ketika di hari perpisahan sekolah, Dimas dan Olie memutuskan pergi ke taman dekat sekolah setelah acara perpisum selesai.

“Gue pasti kangen lo” Olie membuka percakapan

“Apa lagi gue,kita nggak bisa maen bareng lagi” Dimas menatap Olie

“Lo baik-baik ya Ol” lanjut Dimas

“Lo juga Dim”

    Olie harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakaknya yang terlebih dahulu kuliah disana. Sedangkan Dimas memilih melanjutkan kuliah di Singapore.

“Jarak bukan halangan buat persahabatan kita kan?” Ucap Dimas sambil memeluk Olie

By : Liza Zimmy

2 Response to "Sahabat Selamanya"

  1. Unknown says:
    16 Januari 2013 pukul 01.51

    critanya cepet, jd kurang greget tp bagus og, bikin sequel za.. *maksa* kenapa stiap baca critamu ak merasa spt kisa hidupmu ya?? *SOTOY tingkat kecamatan*

  2. Liza Zimmy says:
    18 Januari 2013 pukul 22.45

    makasih" gomaweo,
    timenya mepet, jadi cepet" diselesaikan,
    Insya Allah bakal ada cerita selanjutnya seperti saranmu >.<

Posting Komentar