Blue Note's


Sudah lebih dari 30 menit Fia berdiri di sudut lapangan. Pertandingan basket yang diadakan di sekolahannya itu tidak pernah ia lewatkan.
“Ngliatin siapa sih?” pertanyaan Mila mengagetkan Fia

“Hmm, masih aja ngliatin tu cowok” lanjut Mila

“Apaan sih”

                Fia langsung pergi meninggalkan Mila, dia merasa malu karena berulang kali kepergok sahabatnya itu sedang ngliatin Ahsan yang sedang bertanding basket.

***
“Nglamunin apa hayo?” 


                Fia merasa tidak asing dengan suara yang mengagetkannya itu, dan ternyata benar.

“Eh, emm nggak nglamunin apa-apa kok” Fia salah tingkah

“Kemarin kok langsung pergi, kan pertandingannya belum selesai?” 

“Kemarin udah kesorean, aku juga udah dijemput” Fia mencoba tenang

“Dijemput pacar ya?”

“Ya bukan lah, eh udah dulu ya, pacar kamu nyamperin tuh”

“Hei, tapi kan aku mau...” Ahsan mencegah Fia pergi

Fia mencoba tidak mendengar ucapan Ahsan dan tetap pergi. Sadar bahwa Kedatangan Dila di taman sore itu lebih penting daripada dirinya.

***
“Tuhan, sampai kapan aku seperti ini? Sampai kapan aku harus membohongi diri ini?” Fia menangis di dalam kamarnya.

“Non, ada tamu buat non” suara mbok Asih menghentikan tangisan Fia

“Siapa mbok?”

“Den Ahsan non”

“Ahsan?” pikir Fia dalam hati

“Iya mbok, aku turun” Ucap Fia kemudian

***
*Di ruang tamu

                Ahsan tiba-tiba memberikan note kecil berwarna biru kepada Fia.

“Kok bisa ada di kamu?” Fia kaget menerima note dari Ahsan

“Kemarin jatuh waktu kamu pergi dari lapangan basket, Mila yang nemuin dan ngasih note itu ke aku”

“Mampus, note itu kan isinya...” gumam Fia yang mulai panik

“Tadi waktu di taman aku mau ngembaliin ke kamu, tapi kamunya keburu pergi” lanjut Ahsan

                Mereka berdua hanya diam.

“Fia?”panggil Ahsan tiba-tiba

“iya”

“Sebenarnya dulu aku nggak ingin putus dari kamu”

“Tapi aku harus nglakuin itu” lanjut Ahsan

“Kenapa?”

“Mama aku sama mamanya Dila temenan, mereka berniat buat njodohin aku sama dia.”

 “...” Fia hanya diam

“Awalnya aku menolak, tapi aku nggak tega sama mama aku. Mama tidak tahu kalau saat itu aku sudah punya kamu. Aku semakin tidak tega untuk menolak karena saat itu mama sedang sakit parah. Aku bingung dan nggak tau mesti ngapain. Dalam fikiranku saat itu hanyalah membuat mamaku senang dan tidak memperparah keadaan karena menolak keinginannya. Aku tidak ingin membuat kamu sakit hati Fia, makanya aku memilih berpisah denganmu. Tapi ternyata aku salah, aku nggak bisa mencintai Dilaseperti aku mencintaimu.” Terang Ahsan

“Lalu, Dila gimana?”

“Dila awalnya juga menolak, tapi dia juga terpaksa menjalin hubungan dengan aku. Dila sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Kami lebih sering bercerita tentang pasangan masing-masing, Dila menceritakan Ryan ke aku dan aku menceritakan kamu ke dia. Dila sudah tau banyak tentang kamu.”

“...” lagi-lagi Fia hanya terdiam

“Setelah aku membaca note kamu, aku baru sadar bahwa kamu masih mencintaiku, begitupun dengan aku yang masih mencintaimu. Dila tadi nemuin aku di taman buat ngebahas gimana caranya ngomong  ke mama kami bahwa kami tidak bisa lagi bersama.”

“Jadi kamu sama Dila sudah ....” 

Seakan sudah tahu apa yang akan dikatakan Elsa, “Iya, mama kami berdua tidak keberatan, mereka menyadari kesalahan mereka yang sudah memaksakan kehendak. Mereka juga sadar bahwa cinta nggak bisa dipaksa”

“...” Fia nggak tau mesti ngomong apa

“Fia, bisakah kita kembali seperti dulu?” tanpa Fia sadari, Ahsan sudah bertekuk lutut dihadapannya

                Dengan anggukan kecil dan senyuman manis, Fia mengatakan ‘Iya’. Menyadari hal itu, Ahsan langsung memeluk gadis yang selama ini ia cintai. Merekapun hanyut dalam suasana bahagia.
“Jangan menangis lagi” ucap Ahsan sambil membelai rambut Fia
By : Liza Zimmy


2 Response to "Blue Note's"

  1. Unknown says:
    7 Januari 2013 pukul 17.12

    *cieeee~
    curhat ya??

  2. Liza Zimmy says:
    7 Januari 2013 pukul 17.28

    Fiksi neng, >.<

Posting Komentar